MAKALAH
“DILEMA KEPENTINGAN INDIVIDU
DAN KEPENTINGAN SOSIAL”
Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Pengantar Sosiologi
Dosen Pengampu: Bpk. Dr. H. Ali Nasith, M. Si., M. Pd.I
Di susun oleh:
17130162
Muhammad Rifki
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji
beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat, hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah makalah yang
berjudul Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah ilmu budaya dasar.
Sebagai
makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai
individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut
secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah
yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga
dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.
Penulis
menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.
Makalah
ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik
dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.
DAFTAR ISI
A. Kata
Pengantar....................................................................................................i
B. Daftar
Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar
Belakang....................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah...............................................................................................1
C.
Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A.
Hakikat Manusia sebagai Makhluk
Individu..................................................2
B.
Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Sosial.......................................................2
C.Interaksi
Sosial ,unsur-unsur social dan faktor-faktor manusia berinteraksi.........................................................................................................3
D. Dilema
antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial......................5
BAB III PENUTUP........................................................................................................6
A.
Kesimpulan..........................................................................................................6
B. Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia
merupakan makhluk pribadi dan juga makhluk sosial. jika manusia dipandang
sebagai makhluk individu, maka paham individualisme beranggapan bahwa manusia
semata-mata hanya makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai
makhluk sosial. Sebaliknya, sosialisme menyatakan sebagai makhluk sosial.
sebagai makhluk sosial, maka manusia akan berinteraksi dengan manusia lain
dalam wujud interaksi sosial.
Menurut Hermanto dan Winarno pada buku
Ilmu Sosial Budaya Dasar, interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan
sosial.
Oleh
karena itu, tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan
bersama-sama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak aakn
menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup
semacam ini baru akan terjadi apabila orang-orang atau kelompok manusia saling
bekerja sama, saling berbicara untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan
persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Seperti apa hakikat Manusia sebagai makhluk individu?
b. Seperti apa hakikat manusia sebagai makhluk sosial?
c. Apa itu interaksi sosial, unsur-unsur sosial, dan
faktor-faktor manusia berinteraksi?
d. Apa itu dilema kepentingan individu dan kepentingan
sosial?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui seperti apa hakikat manusia sebagai
makhluk individu
b. Untuk mengetahui seperti apa hakikat manusia sebagai
makhluk sosial
c. Untuk mengetahui apa itu interaksi sosial, unsur-unsur
sosial, dan faktor-faktor manusia berinteraksi
d. Untuk mengetahui apa itu dilema kepentingan individu
dan kepentingan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Kata
Individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Individu berasal dari
bahasa latin kata individium (tidak terbagi) dan dalam bahasa inggris berarti
in (salah satunya mengandung pengertian tidak) dan divide (terbagi).Manusia
sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri
individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi
individu hanya sebutan yang tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani
dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
Sebagai
mahluk individu manusia sangat unik dan berbeda satu dengan yang lainnya.
Setiap individu akan sangat ekspresif tentang dirinya. Hal ini yang
dikategorikan oleh para ahli dengan sifat, kepribadian, dan banyak istilah
lain. Ekspresi manusia dapat melalui penampilan fisik, tingkah laku,
nilai-nilai yang diyakini, dan setiap media dalam hidupnya adalah bentuk
ekspresi individu. Ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang
memberikan kepadanya identitas khusus, disebut sebagai “kepribadian”.
Banyak pakar yang memberikan pengertian tentang kepribadian. Dari beberapa konsep atau pengertian tentang kepribadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah ciri-ciri / karakteristik watak individu yang konsisten yang berkenaan dengan sikap, keinginan, pola pikiran dan tingkah laku untuk berbuat, berpikir, dan merasakan khususnya apabila individu itu berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan di lingkungannya. Kepribadian mempunyai karakteristik yang konsisten dan mencirikan kepribadian secara normal. Karakteristik kepribadian tersebut merupakan perpaduan antara bawaan atau warisan yang dibawa sejak lahir dengan faktor lingkungan.
Banyak pakar yang memberikan pengertian tentang kepribadian. Dari beberapa konsep atau pengertian tentang kepribadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah ciri-ciri / karakteristik watak individu yang konsisten yang berkenaan dengan sikap, keinginan, pola pikiran dan tingkah laku untuk berbuat, berpikir, dan merasakan khususnya apabila individu itu berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan di lingkungannya. Kepribadian mempunyai karakteristik yang konsisten dan mencirikan kepribadian secara normal. Karakteristik kepribadian tersebut merupakan perpaduan antara bawaan atau warisan yang dibawa sejak lahir dengan faktor lingkungan.
B. HAKIKAT MANUSIA SEBAGI MAKHLUK
SOSIAL
Mahluk hidup yang
disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang bergaul/berkawan
(animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup bersama). Status
mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan
hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir
sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang
lainCiri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup
menggunakan akal budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu
tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan
hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan
keamanan.
Manusia
berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui
hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia
merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan
masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh
karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam
mencapai kebahagiaan bersama.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1. Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
2. Faktor saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut
dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar
bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa
hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga
merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
C. INTERAKSI SOSIAL, UNSUR-UNSUR DAN FAKTOR
MANUSIA BERINTERAKSI
A. INTERAKSI SOSIAL
Merupakan
faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial
yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu,
antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk
interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Interaksi sosial hanya dapat berlangsung
antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak.
Interaksi
sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung
dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya
sebagai akibat hubungan yang di maksud.
B. UNSUR-UNSUR SOSIAL
Unsur social ada 4:
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia
yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain,
sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang
dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan
yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran,
merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala
sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan
bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara
harmonis, damai dan saling melengkapi.
Rukun inilah yang dapat membantu manusia
untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
C. FAKTOR-FAKTOR MANUSIA
BERINTERAKSI
a. Faktor imitasi
Menurut
Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau
melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36).
Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap
menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi
atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi
tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan,
sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi
sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap
apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya
sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu
imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa;
anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu
mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
b. Faktor sugesti
Yang
dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri
sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa
adanya kritik dari individu yang bersangkutan.
c. Faktor identifikasi
Identifikasi
adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi
dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Contoh anak-anak belajar norma-norma
sosial dari hasil identifikasinya terhadap orang tua mereka. Di dalam
identifikasi anak akan mengabil oper sikap-sikap ataupun norma-norma dari orang
tuanya yang dijadikan tempat identifikasi itu.
d. Faktor Simpati,
merupakan
perasaan tertarik kepada orang lain. Oleh karena merupakan perasaan maka
timbulnya atas dasar emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik pada orang lain
yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya tertarik sering
tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Lawan dari simpati adalah
antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat negatif.
D. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INIVIDU DAN
MASYARAKAT
Individu
yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan
masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua
kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu
kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang
tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang
dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan
dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya: korupsi.
Inilah
yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara kepentingan
individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus
diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat
tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau
masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran
bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Manusia sebagai makhluk individu memiliki
unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut
menyatu dalam dirinya.
2. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial
karena tidak bisa hidup dengan individu, namun ada kalanya manusia bisa menjadi
manusia yang hidup sendiri (individu), biasanya manusia menjadi makhluk yang
individu dikarenakan kepentingan pribadi yang orang lain tidak boleh
mengetahuinya.
B. SARAN
Demikianlah pokok pembahasan makalah dari saya selaku penulis, besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, tapi apalah
daya karena keterbatasan intelektual dan referensi membuat makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa
yang akan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu
dan Makhluk Sosial.
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan
Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press.
Kappara. (). Pengertian Sosial dan Politik. [Online].
Tersedia:
(http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2234715-pengertian-sosial-dan-politik/#ixzz2KfDPhVhf).
[11 Februari 2013].
Sadulloh, U. (2003). Pengantar Filsafal Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
No comments:
Post a Comment