“Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan
(sebenarnya) mereka itu hidup tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna
lillahi wa inna ilaihi rajiuun’. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk” (QS. Al Baqarah: 153 – 154)
Dijelaskan
oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah, bahwa “Sabar
adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari
perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah
dalam menghadapi takdir Allah.”[1]
Tak jauh berbeda dengan
definisi sabar yang telah disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al
‘Utsaimin. Imam al-Ghozali juga angkat bicara mengenai sabar tersebut. Beliau
menjelaskan definisi sabar dengan sistematis dan terperinci. Beliau mengatakan
bahwa sabar ada tiga macam, diantaranya:
- Sabar dalam ketaatan. Sabar dalam ketaatan yaitu, melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas, tidak menggerutu atau mengeluh saat menghadapi kesulitan dalam menghadapi tugas, tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang cukup baik, namun apabila keluh kesah saat melaksanakannya, maka yang demikian itu belum termasuk sabar, terutama dalam hal beribadah kepada Allah SWT.,banyak sekali tantangan dan ujian yang harus kita hadapi.Oleh karena itu bersabar dalam melakukan ibadah dapat dilakukan dengan cara mengetahui bahwa kesabaran yang dilakukan dalam beberapa hari saja dapat berubah ganjaran yang bersifat abadi, sehingga dalam urusan ibadah manusia membutuhkan kesabaran untuk tidak menyebarluaskan dan merusak ibadah dengan riya'
- Sabar dalam musibah, berarti tabah atau kuat hati saat menerimacobaan hidup, tidak mengerutu dan tidak menyesali nasib dirinya. Orang yang sabar terhadap musibah senantiasa meyakini bahwa dibalik kesusahan yang dihadapi pasti ada hikmahnya. Kesusahan yang dirasakan akan segera berkurang karena sadar bahwa semua yang dialami manusia pada hakikatnya ujian dari Allah
- Sabar dari maksiat, yaitu rela meniggalkan perbuatan maksiat dan tidak menyesal atau iri apabila melihat orang lain bersenang-senang dalam kemaksiatan. Yang dimaksud maksiat ialah segala sikap atau perbuatan yang melanggar norma-norma agama yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kehinaan. Dan sabar terhadap kemaksiatan adalah merupan kesabaran yang tersebsar, terutama sabar dalam menahan syahwat dan menjauhi faktor penyebabnya.[2]
Kemulyaan Bagi Orang-orang yang Bersabar
Allah SWT berfirman dalam sebuah hadis Qudsinya, "Barang
siapa yang Kuambil kedua anggota tubuh kesayangannya, (yakni kedua matanya),
lalu dia bersabar, niscaya Aku masukkan dia ke dalam surga sebagai ganti
keduanya.”
Tak sedikit dari kita yang tertimpa musibah mampu menghadapinya
dengan hati yang penuh sabar. Namun, bagi orang-orang mengerti terhadap balasan
manisnya bersabar, mereka pasti tidak akan mengeluh apalagi menggerutu. Bahkan,
ia akan mengembalikannya kepada Dzat yang menurunkan musibah tersebut. Karena,
mereka sadar bahwa apa yang sedang menimpanya tidak lain hanyalah anak tangga
untuk menjadikannya sebagai hamba yang lebih baik dan lebih dekat dengan
Rabbnya. Lagi pula, orang yang bersabar dalam situasi di kejar-kejar oleh
cobaan, tak lain dari keinginannya adalah surga Allah.
Jadi, janganlah berlama-lama dalam meratapi musibah yang menimpa
diri. Sesungguhnya Allah tengah mempersiapkan pahala dan ganti yang amat besar apabila
kita lulus dalam 'ujian' kesabaran tersebut. siapa yang tertimpa musibah dan cobaan
yang tidak menyenangkan di dunia, maka satu hal yang pasti akan ia peroleh
kelak di akhirat, adalah surga Allah yang penuh kenikmatan. Wahai orang-orang
yang sedang tertimpa musibah, sebenarnya tiada sesuatu pun yang berkurang
apalagi hilang dari genggaman kita, bahkan kita adalah orang-orang mencalonkan
diri untuk mendapatkan kemulyaan yang amat tinggi di sisi-Nya.
No comments:
Post a Comment