Profesionalisme merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjalankan suatu pekerjaan atau usaha di
dalam bidang tertentu. Profesionalisme menjadi salah satu penunjang
keberhasilan suatu misi yang di usung oleh seseorang. Pribahasa mengatakan “Biduk
kalau tidak berkemudi bagaimana bisa melaju”, artinya pekerjaan yang tidak
dikerjakan oleh ahlinya pasti akan gagal.
Pribahasa tersebut sangat
senada dengan apa yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah
sabdanya yang artinya:
“apabila suatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah tanggal kehancurannya”.
Hadist dan pribahasa
tersebut, keduanya memiliki korelasi makna yang sama bahwa yang akan terjadi
dari sebuah usaha atau pekerjaan jika tidak dijalankan oleh orang yang
benar-benar mumpuni dibidangnya maka yang akan terjadi adalah kegagalan, paling
tidak kesalahan-kesalahan sudah bisa dirasakan.
Contoh sederhana saja,
seorang tenaga pengajar matematika misalnya yang beralih profesi menjadi
pengajar bahasa arab. Maka apa yang akan terjadi? Pastinya akan banyak sekali
kekacauan. Betul nggak? Bukan kecerdasan, kefahaman, dan kemajuan dibidang keilmuan
yang akan diperoleh oleh siswa, melainkan kemunduran dan pembodohan yang akan
para siswa alami.
Disinilah pentingnya menjadi
orang-orang yanh profesional dalam diri seseorang agar tidak terjadi
kemerosotan dan pastinya, keberhasilan tidak akan pernah bisa diraih jika di
nahkodai oleh kepala-kepala yang kredibilitasnya rendah atau sama sekali tidak
memiliki kredibilitas yang baik.
Maka, bagi para kaulamuda
yang saat ini sedang memperdalam pengetahuaannya, marilah bersungguh-sungguh
dalam mengerahkan kemampuan demi terciptanya generasi-generasi yang handal dan
bisa diandalkan. Mengingat keadaan negeri kita sekarang ini sedang dan sangat
membutuhkan tenaga-tenaga handal tersebut. Yang pengajar butuh pengajar yang profesional,
dunia politik butuh politikus yang profesional, begitu pula dalam bidang
ekonomi, sejarah, bahasa dan lain sebagainya.
Ingatlah, mereka
(orang-orang yang profesional) itu tidak akan selalu ada dan menempati apa yang
mereka saat ini tempati. Ada masanya mereka menyerahkan tampuk kepemimpinan itu
kepada generasi setelahnya, siap atau tidak siap mereka dituntut harus siap!
Syukur-syukur kalau generasinya siap, kalau tidak! Apa coba yang akan terjadi? Lalu
siapakah yang akan disalahkan?
Lalu, Bagaimana Cara Menjadi Orang yang Profesional
Paling
tidak ada tujuh syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin menjadi
profesional, sebagai berikut:
Penguasaan
Seseorang
layak disebut profesional jika ia tahu betul apa yang harus dikerjakan.
Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang
dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya pandai memainkan
kata-kata secara teoritis, tetapi juga ia mampu mempraktikannya dalam kehidupan
nyata.
Apabila
seseorang menguasai pekerjaan, ia akan tahu betul mengenai seluk beluk
pekerjaannya, sehingga ia akan menjadikan dirinya sebagai “problem solver” bagi
pekerjaannya bukannya menjadi “trouble maker” bagi pekerjaannya.
Loyalitas
Loyalitas,
akan memberikan petunjuk bahwa seorang profesional akan bersikap total dalam
melakukan pekerjaannya. Apapun yang ia kerjakan dilakukan atas dasar kecintaan.
Seorang professional melakukan pekerjaan bukan sebagai beban tetapi sebagai
panggilan hidup. Bagi seorang professional loyalitas ini akan menggerakan
dirinya untuk dapat melakukan apa saja tanpa menunggu perintah dari orang lain.
Dengan
adanya loyalitas, seorang professional akan selalu berfikir proaktif, selalu
melakukan usaha-usaha antisipasi supaya hal-hal yang fatal tidak terjadi, itu
dilakukan karena adanya rasa memiliki dan kecintaan terhadap pekerjaannya.
Integritas
Nilai-nilai
kejujuran-kebenaran- dan keadilan harus benar-benar menjadi prinsip dasar bagi
seorang professional. Dengan memiliki integritas yang tinggi, seorang
professional akan mampu membentuk kehidupan yang baik. Untuk menjadi
professional tidaklah cukup dengan kepintaran dan kecerdasan saja, sikap mental
yang baik dapat menentukan kehidupan seorang professional, sehingga alangkah
lucunya jika seseorang mengaku dirinya professional tetapi dalam kenyataan
hidup sehari-hari ia berlaku sebagai koruptor atau manipulator.
Integritas
yang dimiliki oleh seorang professional akan membawa pada penyadaran bahwa
dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani atau suara hati harus tetap
menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Tanpa integritas yang tinggi
seorang professional hanya akan diombang ambingkan oleh perubahan situasi
dan kondisi yang setiap saat mungkin saja terjadi.
Bekerja Sama
Seorang
professional pasti memiliki keterbatasan dan kelamahan, oleh karena itu dalam
mewujudkan tujuan-tujuannya, seorang professional tidak dapat begitu saja
mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehebat-hebatnya seorang professional pasti
membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengembangkan dan memperkaya hidupnya.
Disinilah dituntut untuk mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak lain.
Untuk dapat mewujudkan hal ini dalam diri seorang professional harus ada
kemauan untuk menganggap sama dan sejajar setiap orang yang ditemuinya, baik di
lingkungan pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang lebih luas.
Visi yang Jelas
Seorang
professional harus memiliki visi yang jelas, sehingga ia akan memiliki dasar
dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya.
Dengan visi yang jelas seorang professional akan dengan mudah memfokuskan apa
yang ia pikirkan, lakukan dan kerjakan.
Komitmen
Dengan
sebuah komitmen yang dimilikinya, seorang professional tidak akan begitu mudah
tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesionalitasnya.
Komitmen yang telah dipegang akan tetap dipertahankan meskipun disekitarnya
terdapat berbagai macam godaan yang mungkin saja lebih indah. Komitmen yang
telah dipilih dan dimilikinya oleh seorang professional akan tetap dipegang
teguh beserta nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.
Sumber lain yang menjadi rujukan adalah: dennyraditya73.wordpress.com
No comments:
Post a Comment