Muslim Sejati Itu, Muslim yang Rendah Hati

Kalau kita mengaku sebagai seorang muslim yang beriman. Maka sikap dan prilaku kita harus selalu mencerminkan sikap dan prilaku orang-orang yang beriman. Karena tidak mungkin sikap dan prilaku seorang mukmin memiliki sikap dan prilaku yang tercela.
Seperti judul yang sudah kita ketahui, itulah bahasan kita sekarang. Muslim sejati adalah mereka yang rendah hati. Bukan muslim yang selalu membusungkan dada saat berjalan dan selalu bangga diri saat beramal.
Dalam bahasa arab rendah hati merupakan makna dari kata “tawadhu’”. ketika kita berbicara tawadhu’ tentunya akan pasti ada kebalikan dari kata tersebut. kebalikannya yakni ialah ujub dan sombong. Ujub adalah suatu perasaan bangga yang ada dalam hati kita, bangga terhadap sesuatu yang dimiliki dan dikerjakan. ujub adalah sikap yang membanggakan diri atau menyombongkan dirinya dihadapan Allah swt. Sedangkan congkak atau sombong adalah membaggakan dirinya dihadapan sesama manusia.
Orang yang selalu rendah hati disetiap pergaulan, maka ia akan selamat. ia akan  selalu disenangi orang lain dan terbebas dari dosa. Orang-orang yang memiliki sifat tawadhu’  atau rendah hati telah diterangkan dalam firman Allah:
"Dan hamba Allah yang baik, yaitu orang-orang yang berjalan (menempuh kehidupannya) diatas bumi dengan tenang ( merendahkan hati), dan ketika disapa oleh para juhala (orang-orang awam/ bodoh) dengan ejekan, dijawabnya dengan penuh hati-hati (jawaban yang menyelamatkan). QS.25:63.
Orang yang tawadhu’ dapatlah dilihat dari tingkah laku dan ucapannya sehari-hari. Oleh Karena itu ia selalu berusaha untuk tidak sombong. Menjaga Lisannya untuk dikekang agar jangan sampai kata-katanya dapat menyakitkan perasaan orang lain. Meskipun ia mendapat ejekan namun ia tetap memaafkannya, karena menyadari bahwa orang bodoh tidak mempunyai ilmu. Harus dimaklumi.
Ibnu Abbas ra. Menjelaskan tentang sabda Nabi saw. Yang artinya “setiap orang dipasangi dua buah rantai di atas kepalanya. Satu buah tembus ke langit tujuh, dan yang lainnya meluncur kedasar tujuh bumi. Maka ketika seorang bertawadhu’ Allah mengangakatnya dengan rantai yang menembus langit ke tujuh, sebaliknya ketika dia menyombongkan diri , Allah  akan menjatuhkan dengan rantai yang meluncur ke bumi ketujuh. Dalam Sebuah hadist qudsi juga diterangkan bahwa Allah berfirman: 
“sifat besar adalah pakaianku dan sifat agung adalah pakaianku, maka siapa yang memungut keduanya (sombong) akan kujerumuskan ke neraka dan tidak kupedulikan”.
Orang yang selalu bertawadhu’, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia, maka ia akan mendapatkan kemuliaan. Tentu saja kemulian itu dari Allah swt. Nabi saw. Bersabdah:
“barang siapa yang merendahkan hati yaitu bertawadhu’, maka ditinggikan derajatnya oleh Allah swt. Sebaliknya barang siapa yang sombong, pasti dijatuhkan kedudukannya oleh allah swt.
Jadi dapat di simpulkan bahwa jika dalam diri kita sudah terbiasa rendah hati, maka kita tidak butuh lagi kemulian dari orang lain. Sebab kemulian dan derajat seseorang disisi Allah hanya karena amal perbuatan yang sekaligus dibarengi dengan sikap rendah hati.

Unknown

No comments:

Post a Comment

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com