Karena Sederhana Itu Indah, Jadi...


Hidup sederhana memang tidak semua orang bisa melakukannya. Apalagi bagi mereka yang segi finansialnya tergolong menengah keatas. mungkin bagi mereka kesederhaan itu menjadi sebuah kemustahilan jika hidup dalam kemewahan. Apalagi Saat berada di tengah-tengah komunitas, terkadang kita ingin menonjolkan diri atau meniru kebiasaan lingkungan agar diakui.
Kita semua tau, bahwa tabiat manusia yang diperbudak hawa nafsunya senantiasa tidak pernah merasa puas. Terus-menerus menemui satu titik untuk merasa kurang. Dan akan menjadi orang-orang yang hilang kepekaannya. Tak mampu mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepadanya. Tak mampu menyelami apa yang terjadi disekelilingnya.
Islam mengajarkan pengikutnya agar senantiasa menjadi manusia yang memiliki jiwa kesederhanaan meski berada dalam kekayaan. Dan islam sama sekali tidak pernah mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat kesombongan. Karena islam tau bahwa kesombongan itu hanya akan membawa kesengsaraan dikemudian harinnya.
Sekarang, marilah kita berkaca pada sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh imam Bukhari “Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta benda yang dimiliki, tetapi kekayaan jiwa.”
Hakikat kekayaan bukan segi finansial atau ekonomi yang mapan. Akan tetapi, kekayaan yang sesungguhnya adalah mereka yang jiwanya luas bagai lautan meski dirundung dengan sebuah kekurangan.
Dengan kata lain, Islam menganjurkan umatnya harus kaya tetapi bersikap qona’ah. Sesederhana mungkin untuk kepentingan dirinya, dan semaksimal mungkin untuk kepentingan sekelilingnya . Inilah yang disebut dengan kekayaan jiwa, kekayaan yang berkah.
Teladan yang menganut kehidupan seperti itu telah banyak dicontohkan oleh para sahabat dan sahabiyah. Bagaimana mereka hidup bersahaja dalam kesehariannya, tetapi ketika mereka bersedekah tidak tanggung-tanggung. Bagaimana sangat sederhananya kehidupan Rasulullah saw, tetapi beliau tidak pernah absen untuk berkurban dengan binatang ternak yang terbaik.
Menjalani kehidupan proporsional walaupun lebih dari berkecukupan, mau mendengar dan menolong kaum dhuafa dengan ikhlas adalah cermin mukmin sejati. Ia merasa nyaman dengan kesederhanaan yang menghiasai dirinya. Karena ia sadar bahwa sederhana itu sangat indah.[1]
Mulailah belajar untuk menjadi manusia yang bisa mengekpresikan pola hidup sederhana. Sederhana dalam berpakaian, mengonsumsi makanan, lifestyle, dan lain-lain, agar semua yang kita miliki benar-benar menjadi berarti dan bermanfaat buat yang lebih membutuhkan....
Kesederhanaan Rasulullah SAW
Nabi Muhammad Rasulullah saw selama hidupnya adalah seorang pribadi sederhana. Meskipun memiliki kekuasaan yang besar, tak terbersit pun dalam diri beliau memanfaatkannya untuk memiliki harta yang berlimpah. Kesederhanaan Rasulullah saw tidak sebatas pada sikap beliau yang memang sangat sederhana, tetapi juga pada apa yang dimilikinya. Hal itu beliau tampakkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Rasulullah saw bersabda,"Tiada hak bagi seorang anak Adam dalam semua hal ini kecuali rumah tempat tinggal, baju yang menutup auratnya, roti kering dan air." (Tarmidzi);
Orang yang sederhana dalam penampilan dan gaya hidup kesehariannya merupakan titik tolak kesadaran tinggi hidup bersosial. Dengan demikian, sikap atau gaya hidup berlebihan, glamor, dan sombong adalah lawan yang harus dimusnahkan dalam sikap hidup keseharian seseorang. Karena orang yang suka berlebih-lebihan merupakan tanda sikap individualistik, yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan nasib orang lain di sekitarnya.Gaya hidup berlebih-lebihan inilah yang sering Allah SWT kecam dalam Alquran. Karena sikap ini adalah awal bencana dalam kehidupan sosial. Jika dalam diri seseorang telah tertanam ambisi untuk memperkaya diri sendiri, ia akan sangat mudah terseret untuk menghalalkan segala cara demi meraih apa yang ia cita-citakan. Dan ini sangat berbahaya bagi kehidupan sosial. Dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar. Orang akan makin asyik dengan perilaku negatif yang dilakukannya. Akhirnya, jika gaya hidup berlebih-lebihan terus dipupuk, lambat laun ia akan menjadi budaya yang berakar kuat dan sulit dicerabut. Rasulullah SAW adalah satu teladan mulia yang memperlihatkan sikap sederhana. Meskipun beliau memiliki kedudukan terpandang di masyarakat Arab kala itu, beliau sama sekali tidak berobsesi dan berkeinginan untuk memamerkan kedudukannya. Rumah beliau sangat sederhana, alas tidur pun hanya pelepah daun kurma yang membekas di pipi beliau setiap kali bangun tidur. Sikap hidup sederhana ini pulalah yang dibudayakan oleh para khalifah sepeninggal Nabi SAW.[2]


[1] www.daaruttauuhiid.org
[2] http://rijalbanjari.blogspot.co.id



[1] http://www.daaruttauhiid.org/artikel/read/artikel-islami/826/sederhana-itu-indah.html

Unknown

No comments:

Post a Comment

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com