Ketika
kita mendapatkan sedikit, kita pasti menginginkan yang lebih. Ketika kita
mendapatkan lebih, kitapun mengiginkan yang banyak lagi. Namun, ketika kita
kehilangannya, kita kemudian baru menyadari bahwa sedikit saja ternyata sudah
sangat cukup. Beginilah sifat manusia, selalu kurang dan kurang. Dengan semua
harapannya ingin selalu memiliki dan tak merasa cukup dengan apa yang sudah
dimilikinya. Wajar jika manusia berlaku demikian, karena memang manusia selalu
ingin memiliki dan takut untuk kehilangan.
Maka,
bersyukurlah! Karena dengan demikian kita mungkin akan terlepas dari belenggu
keinginan hawa nafsu kita. dan ikhlaskanlah segala sesuatu yang lepas dari
genggaman kita, tanpa harus mengorbankan harapan kita yang lebih besar dan
lebih mulia. Kenapa demikian? karena apapun yang kita miliki saat ini pada akhirnya akan ditinggalkan juga. Lalu,
untuk apa ita harus menghabiskan banyak waktu demi hal-hal yang mudah hilang
dan membosankan.
Sekarang
bagaimana? Upayakan untuk menghiasi pikiran dan sika dengan rasa syukur
kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Karena dengan kita bersyukur. Sikap,
mental, dan prilaku kita menjadi lebih positif. Dibalik segala sesuatu yang
kita keluhkan pasti ada satu hal yang dapat kita syukuri. Biasakanlah bersyukur,
karena pada akhirnya kita akan dapat melihat lebih banyak warna baru dalam
lembar dan perjalanan kita selanjutnya.
Lalu,
apa dan bagaimana cara kita bersyukur?
Agar
kita lebih mudah memahami bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah SWT.
temen-temen, ada tiga model bersyukur yang paling familiar dikalangan orang-orang.
Apa sajakah tiga model itu? Ini dia!
Syukur dengan Hati
Syukur
dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh
adalah semata-mata karena anugerah dan kemurahan Ilahi. Seorang yang bersyukur
dengan hatinya saat ditimpa malapetaka pun, boleh jadi dapat memuji Tuhan,
bukan atas malapetaka itu, tetapi karena terbayang olehnya bahwa yang
dialaminya pasti lebih kecil dari kemungkinan lain yang dapat terjadi.
Syukur dengan Lidah
Syukur
dengan lidah adalah mengakui dengan ucapan bahwa sumber nikmat adalah Allah
sambil memuji-Nya. Al-Quran, seperti telah dikemukakan di atas, mengajarkan
agar pujian kepada Allah disampaikan dengan redaksi “al-hamdulillah.”
Jika
kita mengembalikan segala puji kepada Allah, maka itu berarti pada saat Anda
memuji seseorang karena kebaikan atau kecantikannya, maka pujian tersebut pada
akhirnya harus dikembalikan kepada Allah SWT, sebab kecantikan dan kebaikan itu
bersumber dari Allah. Di sisi lain kalau pada akhirnya ada perbuatan atau
ketetapan Tuhan yang mungkin oleh kacamata manusia dinilai “kurang baik”, maka
harus disadari bahwa penilaian tersebut adalah akibat keterbatasan manusia
dalam menetapkan tolok ukur penilaiannya. Dengan demikian pasti ada sesuatu
yang luput dari jangkauan pandangannya sehingga penilaiannya menjadi demikian.
Walhasil, syukur dengan lidah adalah “al- hamdulillah” (segala puji bagi
Allah).
Syukur dengan Perbuatan
Nabi
Daud a.s. beserta putranya Nabi Sulaiman a.s. memperoleh aneka nikmat yang
tiada taranya. Kepada mereka sekeluarga Allah berpesan,
“Bekerjalah wahai keluarga Daud sebagai tanda syukur!” (QS. Saba [34]:
13).
Yang
dimaksud dengan bekerja adalah menggunakan nikmat yang diperoleh itu sesuai
dengan tujuan penciptaan atau penganugerahannya.
Ini
berarti, setiap nikmat yang diperoleh menuntut penerimanya agar merenungkan
tujuan dianugerahkannya nikmat tersebut oleh Allah. Ambillah sebagai contoh
lautan yang diciptakan oleh Allah SWT. Ditemukan dalam Al-Quran penjelasan
tentang tujuan penciptaannya melalui firman-Nya:
“Dialah
(Allah) yang menundukkan lautan (untuk kamu) agar kamu dapat memakan darinya
daging (ikan) yang segar, dan (agar) kamu mengeluarkan dan lautan itu perhiasan
yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari karunia-Nya (selain yang telah disebut) semoga kamu bersyukur” (QS.
An-Nahl [16]: 14).
Sumber lain yang juga menjadi rujukan : nadiaqu.wordpress.com
Sumber lain yang juga menjadi rujukan : nadiaqu.wordpress.com
No comments:
Post a Comment