Bicara
soal diet, berarti berbicara tentang tampilan seseorang agar kelihatan lebih menarik
dan lebih indah di pandang mata. Meskipun semua orang menginginkan tampil
cantik di setiap event. Sebaiknya Anda berhati-hati karena ada
kemungkinan obat tertentu mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh,
sehingga menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Gak
lucu juga kan, kalau kita mengonsumsi obat diet, tapi harus mengorbankan
kesehatan?
Sebenarnya,
cara untuk menurunkan berat badan cukup sederhana dan dapat dilakukan sesuka
hati seseorang. Sebagian komunitas memiliki cara unik serta tak banyak
mengeluarkan money, seperti makan dan olahraga teratur. Namun,
bagi sebagian komunitas lainnya, selain melakukan aktivitas diatas, mereka
juga tak jarang mengonsumsi obat-obatan yang dinilai dapat memberikan peranan
dalam proses penurunan berat badan. Hingga merogok isi dompet dalam-dalam.
Satu
hal yang perlu di ingat! Tidak semua obat diet itu cocok dan diterima oleh
tubuh kita. kadang obat diet yang dikonsumsi seseorang lebih banyak menimbulkan
efek negatif pada penggunanya.
Seperti
dilansir www.piogama.ugm.ac.id
dinyatakan, bahwa Pada tahun 2010, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menarik enam merek obat diet dari pasaran karena mengandung sibutramin,
senyawa yang mampu meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular. Selain
itu, obat-obat diet yang mengandung bahan ephedra, phenytoin, rimonabant,
atau phenolphtalein juga telah dilarang karena terbukti berbahaya bagi
tubuh.
Orlistat,
salah satu obat diet yang mekanisme aksinya memblok absorbsi lemak, dapat
memiliki efek samping berupa berat badan yang kembali naik apabila pola
hidup sehat tidak diterapkan, keram perut, sering buang air besar, serta
tubuh sulit menyerap vitamin A, D, E, dan K dalam waktu tertentu.
Obat–obat
diet lain kebanyakan bekerja dengan mengurangi nafsu makan, seperti
benzphetamine, dietilpropion, lorcaserin, naltrexone, phendimetrazine, dan
phentermine. Obat-obat ini kebanyakan memiliki efek samping seperti
penaikan tekanan darah, pusing, mual, muntah, konstipasi, dan insomnia.
Sebagian obat diet seperti phentermine sebaiknya dihindari oleh wanita
hamil dan menyusui, serta orang dengan riwayat stroke, tekanan
darah tinggi, serangan jantung, hipertiroidisme, dan glaukoma. Risiko
di atas tidak sepenuhnya melarang seseorang untuk mengonsumi obat diet.
Namun, pastikan bahwa obat tersebut telah terdaftar di BPOM, berkonsultasi
dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya, serta selalu baca aturan
pakai, kontra indikasi, dan efek samping, terutama bagi orang
yang beresiko terkena penyakit tertentu. Jangan lupa untuk mengubah gaya
hidup agar manfaat dan efek dari obat diet dapat bertahan dalam waktu yang
lama.
Masihkah anda akan mengonsumsi obat-obatan tanpa melirik efek samping yang akan ditimbulkan dikemudian hari? keputusan tetap ada di bawah kendali anda. tapi, saran saya berkonsultasilah dengan dokter yang benar-benar ahli dibidangnya sebelum semuanya menjadi fatal.
No comments:
Post a Comment