Pandai Bersyukur
Apa dengan
bersyukur kita akan bahagia dan tercapai apa yang kita inginkan? Yaaa, gak gitu
juga. Paling tidak kita harus sadar bahwa kebahagiaan hidup hanyalah
kebahagiaan yang berskala kecil. Kabahagiaan yang sesaat lalu hilang.
Meski kita dinobatkan sebagai
ciptaan Tuhan yang paling sempurna, faktanya tidak ada kehidupan yang sempurna
bagi manusia. Pasti ada kekurangannya, dan itu mutlak adanya. Justru karena
kekurangan itulah, sebagai manusia kita harus pandai-pandai bersyukur. Paling
tidak dengan kita bersyukur, kita selalu merasa tercukupi dan tidak terbebani
rasa ingin yang berlebihan.
Berpikir Positif
Sebesar
dan rumit apapun masalah yang sedang kita hadapi, tetaplah hadapi dengan
pikiran positif. Bahwa tidak ada yang salah dalam kejadian buruk di dalam hidup
kita. Coba kita bayangkan, apa yang akan terjadi pada tatanan hidup sosial,
lebih-lebih diri kita sendiri. Apabila dalam setiap masalah itu kita sikapi
dengan dasar pikiran negatif. Sudah pasti, kita akan mencari kambing hitam dari
timbulnya masalah itu. Kita akan lebih mudah menyalahkan orang lain dan mengira
orang lain sebagai biang keladi dari semua maslah itu. Hingga akhirnya, kitapun
lupa mengintrogasi apa sebenarnya yang telah kita perbuat, sampai-sampai
kebahagiaan yang kita inginkan malah berubah menjadi sebuah kesengsaraan. Kita
kadang juga lupa, bahwa setiap pilihan itu membawa resiko. Bisa sajakan masalah
itu timbul dari pilihan kita sendiri.
Mulailah Berbagi
Berbagi
terhadap sesama merupakan tindakan yang sederhana tapi punya dampak besar dalam
menciptakan kebahagiaan. Bisa itu berbagi dalam bentuk pengetahuan, kemampuan,
kelebihan, lebih-lebih kebahagiaan. Berbagi itu banyak modelnya dan tidak hanya
dalam bentuk materi saja. Kalau berbagi harus berupa materi, Lalu bagaimana
dengan mereka yang kekurangan materi? Mungkin saja mereka tidak layak berbagi.
Mulailah
berbagi dengan sesuatu yang kecil. Dan jangan menunggu sampai besar, baru kita
mau berbagi. Karena hal yang menurut kita berniali kecil belum tentu kecil pula
bagi orang lain. Bisa saja dengan kita berbagi sesuap nasi kepada orang lain,
menyebabkan keberlangsungan hidupnya karena berhari-hari tidak makan. Buang jauh-jauh
bisikan-bisikan kalau berbagi itu harus yang bernilai besar. Dan mulailah
berbagi dari sekarang.
Jangan Melirik Rumput Tetangga
Ini
nih yang kerap kita lakukan. Membandingkan kebahagiaan sendiri dengan
kebahagiaan orang lain. Beranggapan bahwa rumput tetangga lebih hijau. Mungkin sajakan,
tentangga kita telah melewati kaidah hidup “berakit-rakit kehulu, berenang
ketepian. Sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu, baru kemudian, berbahagia.”
Ingat,
setiap orang sudah ditentukan jalan hidupnya dan tidak pernah ada yang sama
persis. Boleh jadi mereka yang sukses secara finansial ternyata tidak sebahagia
kita dalam menikmati hidup. Maka berhentilah membanding-bandingkan kebahagiaan.
Perbanyak Investasi Akhirat
Percaya
atau tidak, hidup di dunia ini hanya sementara. Oleh karena kehidupan dunia
sementara, maka kebahagiaannya juga sementara, lalu untuk apa kita menghabiskan
hidup kita untuk mengejar kebahagiaan yang bersifat sementara. Bukankah yang
kekal itu di akhirat? Tidak perlu dijelaskan apa saja yang harus kita untuk
memperbanyak investasi akhirat kita, atau amalan apa yang harus dibaca. Saya rasa
kalian sudah mengetahuinya.
Satu
hal yang perlu kita ingat baik-baik, bahwa bahagia itu bukan harta melimpah,
bukan pula jabatan dan popularitas yang tinggi. Namun, bahagia itu muncul dalam
hati yang bersih dan jiwa yang tenang.





woooow... bagus artikelnya gan, saya suka... kata-katanya mudah di pahami dan tidah ribet..
ReplyDelete